Alasan Jumlah Anak Muda dalam Partisipasi Pemilu AS Kian Meningkat
Kenaikan keterlibatan anak muda atau golongan milenial dalam penyeleksian umum di Amerika Serikat lagi bertambah.
situs agen togel online dengan reputasi yang cukup baik
"Banyak murid yang kembali pada desa halaman mereka, hingga mereka lebih condong bisa pilih dengan gampang," kata Josh Kutner, seorang senior di Kampus George Washington serta ketua GW College Republicans.
"Kampanye betul-betul menginginkan golongan muda menjadi pimpinan serta menolong perjuangkan nilai-nilai mereka serta misi mereka untuk komune mereka, jadi menurut saya itu ialah peranan yang lumayan besar dalam menyertakan pemilih muda di semua negeri tahun ini."
Antara nyaris 240 juta pemilih yang penuhi ketentuan di Amerika Serikat sekarang ini, seputar 20 % ialah umur 18 sampai 29 tahun yang bisa memberi suara dalam penyeleksian, terang Abby Kiesa, direktur imbas untuk Pusat Info serta Riset mengenai Civic Learning and Engagement (CIRCLE) di Tufts University di Medford, Massachusetts.
Lebih dari 7 juta anak muda sudah pilih lebih cepat menurut perhitungan paling akhir, menurut CIRCLE.
Jumlah pemilih muda di Florida, Carolina Utara, Minnesota, Pennsylvania, serta Michigan sudah melalui "margin tahun 2016 di tiap negara sisi," kata website data-centric CIRCLE.
Pemilih muda terhitung milenial yang lahir di antara 1985 serta 1995, serta Gen Z yang lahir di serta sesudah 1996.
Antara Gen Z (18 sampai 23 tahun), 61 persem menjelaskan mereka merencanakan untuk pilih Demokrat. Antara barisan umur yang serupa, 22 % menjelaskan mereka merencanakan untuk pilih Partai Republik, Pew Research Center yang berbasiskan di Washington, DC memberikan laporan untuk Mei 2020.
Pengambilan suara milenial nyaris 2x lipat di antara 2014 serta 2018 jadi 42 %, menurut pakar demografi Pew Richard Fry.
Menyatukan Gen Z serta Gen X -- komunitas Gen X yang lahir di antara 1965 serta 1980 serta saat ini berumur di antara 40 serta 55 tahun -- itu memberi semakin banyak suara dibanding Angkatan Baby Boom serta angkatan yang lebih tua di separuh waktu 2018 serta dalam pilpres 2016, menurut Pew. Angkatan Baby Boom lahir di antara tahun 1946 serta 1964.
"Jumlah pemilih muda penting dalam penyeleksian ini sebab ini ialah gelombang baru pemilih yang loyalitasnya diperebutkan oleh partai, Demokrat atau Republik," catat Samuel Kaufman, seorang murid sekolah menengah Texas, dalam e-mail. Kaufman menulis ia sudah pilih lebih cepat.
"Pemilih angkatan baru lebih toleransi serta terima hak sipil, lebih dari angkatan awalnya," katanya.
"Itu dapat mengantar zaman baru perombakan menegangkan menanti suara mereka dalam penyeleksian."
"Salah satu perihal yang kami saksikan pada tahun 2020 ialah jika golongan muda yakin untuk kemampuan mereka sendiri," kata Tufts Kiesa.
"Kami menyaksikan jika wabah sudah menolong banyak anak muda, nyaris 45 %, menjelaskan jika keputusan yang dibikin oleh petinggi dipilih berpengaruh untuk kehidupan setiap hari mereka, serta itu ialah pelajaran yang mereka dalami sepanjang beberapa bulan akhir," kata Kiesa.
Sosial media sudah jadi kunci untuk menghidupkan pemilih muda, kata Ben Kelley, seorang pemilih muda dari Illinois.
Presiden Donald Trump "betul-betul presiden pertama kali yang terus-terusan terjebak dengan sosial media serta memakainya untuk mengkomunikasikan peraturannya," kata Kelley.
Menurut Twitter, Trump mempunyai 87,4 juta penganut serta sudah men-tweet lebih dari 58.100 kali. Bekas Presiden Barack Obama mempunyai 124,6 juta penganut serta tweet lebih dari 16.000 kali.
Jordan Harzynski, mahasiswa baru di George Mason University di Virginia, jalankan account Instagram "youngvoters4joe", yang mempunyai lebih dari 1.100 penganut serta mempromokan keterlibatan pemilih muda untuk calon Demokrat serta bekas Wakil Presiden Joe Biden.
"Kami tidak tetap men-tweet serta mempublikasikan di Instagram; kita harus lakukan pekerjaan yang sesungguhnya," kata Harzynski.
Senat AS memutus Donald Trump tidak dimakzulkan dari tempatnya sesudah lewat proses voting. 2/3 senat sepakat Donald Trump tidak bersalah.